Akhlak Kepada Manusia
Akhlak sesama manusia terdiri dari :
1. Akhlak kepada diri sendiri
Yaitu bagaimana seseorang bersikap dan berbuat yang terbaik untuk dirinya terlebih dahulu, karena dari sinilah seseorang akan menentukan sikap dan perbuatannya yang terbaik untuk orang lain, sebagaimana sudah dipesankan Nabi, bahwa mulailah sesuatu itu dari diri sendiri (ibda’binafsih). Begitu juga ayat dalam Al-Qur’an, yang telah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan diri terlebih dahulu baru orang lain, “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan kluargamu dari api neraka”, (Q.S. Al-Tahrim: 6).
Bentuk aktualisasi akhlak manusia terhadap diri sendiri berdasarkan sumber ajaran Islam adalah menjaga harga diri, menjaga makanan dan minuman dari hal-hal yang diharamkan dm merusak, menjaga kehormatan diri sendiri, mengembangkan sikap berani dalam kebenaran serta bijaksana.
2. Akhlak dalam keluarga
akhlak yang pada prinsipnya terbagi kepada beberapa bentuk. Pertama, akhlak kepada orang tua. Kedua, akhlak kepada anak sebagai keturunan dari orang tua yang merupakan bagian dari darah daging orang tua. Bentuk akhlak terhadap orang tua ialah dengan selalu berbakti kepada keduanya, tidak membantah perkataannya, selalu mengerjakan apa yang disuruh.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur’an surah Al-isra’ ayat 23, disurah tersebut kita diperintahkan untuk selalu berbuat baik pada ibu dan bapak dengan perbuatan yang sebaik-baiknya. Dan janganlah sekali-kali kita mengatakan “ah” kepada mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
3. Akhlak kepada orang lain
Yaitu akhlak terhadap tetangga. Walaupun memang harus diakui bahwa akhlak kepada orang lain, bukan saja tetangga tetapi juga orang lain yang tidak seagama, seperti akhlak pemerintah kepada rakyatnya dan akhlak rakyat kepada pemimpinnya.
Bentuk-bentuk akhlak yang baik kepada manusia.
1. Husnuzhan.
Husnuzhan berarti prasangka, dugaan baik. Lawan kata husnuzhan adalah suuzhan yang berarti berprasangka buruk terhadap seseorang. Wajib hukumnya berhusnuzhan kepada Allah dan rasul-Nya, wujud husnuzan bagi Allah dan Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati semua perintah Allah dan Rasul-Nya adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan sepenuh hati semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan untuk manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan).
2. Tasammu.
yang berarti tenggang rasa, saling menghargai dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman :
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ .
Artinya : ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (QS Alkafirun / 109: 6).
Ayat ini menjelaskan masing-masing pihak yang bebas melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
3. Ta’awun
berarti tolong menolong, gotong royong, bantu bantu dengan sesama manusia. Allah berfirman :
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّوَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ …
Artinya :”…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam mengerjakan dosa dan permusuhan …” (QS Al Maidah: 2)
Kita diperintahkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan misalnya saling membantu tetanga yang sedang dalam kesusahan, dan janganlah tolong menolong dalam perbuatan dosa.
Semoga kita menjadi manusia yang senantiasa dapat mengamalkan akhlak dengan baik kepada sesama manusia. Good job kak👍
BalasHapus