Akhlak Kepada Allah
Akhlak yang baik kepada Allah adalah ridha terhadap hukum-Nya baik secara syar’i maupun secara takdir. Ia menerima hal itu dengan lapang dada dan tidak mengeluh.
Jika Allah menakdirkan sesuatu kepada seorang muslim yang tidak disukai oleh muslim itu, dia merasa ridha, menerima, dan bersabar. Ia berkata dengan lisan dan hatinya: Aku ridha Allah sebagai Rabbku. Jika Allah menetapkan hukum syar’i, ia pun ridha dan menerima. Ia tunduk kepada syariat Allah Azza Wa Jalla dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.
Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Allah sebagai khaliq. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT.
Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah ﷻ dalam surat At-Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :
فَلْيَنْظُرِ الْإِ نْسَا نُ مِمَّ خُلِقَ,خُلِقَ مِنْ مَّآءٍ دَافِقٍ, يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَآئِبِ .
Artinya : “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar. Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan tulang dada”.
Maka dari itu kita sebagai umat islam harus tunduk dan patuh atas segala perintah dan larangannya, karna Allah-lah yang telah menciptakan kita.
Kedua, karena Allah SWT–lah yang telah memperlengkapkan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati, serta anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78 :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَا تِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْأَ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَا رَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ .
Artinya : “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.
Bersyukurlah kepada Allah karena telah diberikan kenikmatan penglihatan dan pendengaran karna tidak semua orang diberikan kenikmatan tersebut.
Ketiga, karena Allah SWT–lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah ﷻ dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :
اللَّهُ الّذِى سَخَّرَلَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيْهِ بِأَمْرِهِى وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ , وَسَخَّرَلَكُمْ مَّا فِيْ السَّمَاوَاتِ وَمَا فِيْ الْأَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ إِنَّ فِيْ ذَا لِكَ لَأَيَا تٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ .
Artinya : “Allah lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu bersyukur. Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.
Allah memberikan kenikmatan akal kepada manusia untuk berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah, memperhatikan dan merenungkan apa yang diciptakan dilangit dan dibumi.
Keempat, Allah SWT–lah yang memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan daratan dan lautan. Firman Allah ﷻ dalam surat Al-Israa’ ayat 70 :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِى ءَادَمَ وَحَمَلْنَا هُمْ فِيْ الْبَرِّ وَالْبَهْرِ وَرَزَقْنَا هُمْ مِّنَ الطَّيِبَا تِ وَفَضَّلْنَا هُمْ عَلَى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلَ
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.
Dari uraian diatas, kita memang benar perlu untuk berakhlak kepada Allah SWT. Karena alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat dan terdapat perintah Allah di dalamnya bahwa kita sebagai seorang muslim memang diharuskan untuk berakhlak kepada Sang Pencipta.
Beberapa bentuk akhlak terhadap Allah SWT, diantaranya:
1.Menaati segala perintah-Nya
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT adalah dengan mentaati segala perintah-perintah–Nya. Allah SWT–lah yang telah memberikan segala-galanya pada hambanya.
2.Beribadah kepada Allah
Melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
3.Berzikir kepada Allah
Mengingat Allah dalam berbagai kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
4.Berdo’a kepada Allah
Memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
5.Tawakal
Tawakal untuk Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil kerja atau menunggu dari suatu keadaan. Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha, dalam surat Al-Mulk ayat 15 dijelaskan, bahwa manusia di syariatkan berjalan di muka bumi utuk mencari rizki dengan berdagang, bertani dan lain sebagainya.
6.Tawaduk untuk Allah
Yaitu hati yang rendah di hadapan Allah. Mengakui bahwa kita adalah makhluk yang hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak jika hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melakukan ibadah untuk Allah.
7.Ridho terhadap ketentuan Allah SWT
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT, adalah ridho terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik dari keluarga yang berada maupun keluarga yang kurang mampu, bentuk fisik yang Allah SWT berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim senantiasa yakin terhadap apaun yang Allah SWT berikan padanya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan.
Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala urusannya adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Bukhari).
Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau pandangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap baik, justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah memiliki nilai kebaikan bagi diri kita.
Terimakasih ilmunya, bermanfaat sekali 😍🙏
BalasHapusGood look kak
BalasHapusUuu mantab, bermanfaat kali
BalasHapusMantul
BalasHapusAAAHHHH MANTAAAABBBBBB.
BalasHapusSANGAT BERMANFAAT
Bagus sekali kakak :)
BalasHapusMantap kak, sangat membantu👍
BalasHapusSangat bagus kakak, 👍
BalasHapusBermanfaat sekali kak
BalasHapusSangat" bermanfaat karena apa zaman sekarang orang sudah lupa akhlaq nya kepada allah swt
BalasHapus